Ditolak RS, Bocah Pengguna BPJS Ini Menghembuskan Nafas Terakhir Dipangkuan Ayahnya

Loading...
Loading...

Kabar duka kembali terdengar dan begitu memilukan karena seorang bocah bernama M Rizki (2,9) harus meregang nyawa.

Ini dikarenakan jaminan kesehatan BPJS yang ia gunakan tidak diterima di enam rumah sakit besar di Tangerang dan Jakarta.

Rizki ditolak enam rumah sakit di Tangerang kota asalnya hingga Jakarta namun semua RS menolak pasien.

Sehingga Rizki terpaksa dirawat di rumah sakit swasta di Jakarta meski orangtuanya harus berhutang kesana kemari mencari biaya pendaftaran pasien umum.

Meski sempat dirawat namun nyawa Rizki tetap tidak dapat tertolong dan dia harus berpulang ke hadapan sang pencipta.

Kisah sedih ini dikisahkan oleh Yuli Supriati tokoh inspiratif Nova yang bertugas dan menjadi saksi mata bagaimana ketidakadilan terjadi pada Rizki yang haknya sebagai peserta BPJS namun diabaikan rumah sakit.

Facebook Yuli Supriati

Yuli berkisah di laman facebooknya menceritakan kronologis rujukan Rizki mulai dari puskesmas hingga rumah sakit jantung terbesar di Jakarta secara halus menolak Rizki.

Meski sempat memeriksa Rizki dan mengatakan jika pasien rujukan asal Tangerang itu sehat dan hanya mengalami sesak nafas.

Rizki yang tengah berjuang dengan penyakitnya terus dioper dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

Hingga orangtua putus asa dan kembali membawa pulang Rizki dan dirawat di rumah sakit swasta di Tanggerang hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Innalillahiwainnailaihirojiun..selamat jalan ananda M.Rizki Akbar usia 2,9 tahun,semoga menjadi malaikat buat kedua orang tuamu,berat melepas putra satu2nya ini,tp Allah lebih sayang padamu,walaupun tiap bulan ayahmu dipotong gajinya oleh perusahaan utk pembayaran BPJS tapi hakmu yg dijamin oleh Bpjs tak kau rasakan,penolakan secara halus oleh RS2 penerima BPJS kau terima,dgn berbagai alasan klise kau memulai perjalanan mendapatkan hak mu dari puskesmas Didaerah Bonang kab tangerang,sampai ke RS jantung terbesar di Jkt utk mendapatkan pelayanan kau lalui,terhitung 6 RS besar dr tangerang sampai JKT,semua kompak tak dpt melayanimu,sampai kedua orangtuamu memutuskan membawamu ke RS swasta ini,demi menyelamatkanmu ananda ,walau dgn terpaksa pontang panting mencari puluhan juta rupiah untuk membayar DP pasien umum,apakah ini adil untukmu ananda?untuk keluargamu?sungguh tidakkkk…lalu kalau seperti ini siapa yg bertanggung jawab???#satulagikorbanjatuh,” tulis Yuli.

Meski Rizki telah tiada namun pemulangan jasad Rizki tidak mudah dilakukan karena keluarga terkendala biaya administrasi.

Sehingga jasad Rizki sempat ditahan beberapa jam oleh pihak rumah sakit karena terkendala pelunasan administrasi.

Akhirnya jasad Rizki bisa dipulangkan setelah terjadi negosiasi yang alot dan sengit dengan pihak rumah sakit.

Kisah penolakan pasien BPJS oleh rumah sakit yang kembali menelan korban jiwa itu ramai dikomentari oleh netizen.

Selain banyak yang berbela sungkawa banyak pula netizen yang menghujat sistem kesehatan di tanah air kerena kesehatan menjadi ladang bisnis yang menggiurkan.

Seorang pengguna facebook juga mengisahkan bagaimana lambannya penanganan rumah sakit sehingga anaknya harus meninggal padahal berobat melalui jalur umum bukan BPJS.

Menggunakan jalur umum saja anaknya lamban ditangani apalagi jika menggunakan BPJS sudah bisa dipastikan bakal terbengkalai.

“Sy jd sedih inget byi sy yg meninggal krn penanganan rmh skt lambat.pdhl yg bayar umum ktka tau djj lemah lsg akan tindakan operasi saat itu juga. Tp sy yg pakai bpjs Malah ktka udh tau djj udh ga da sy dirujuk lepas dr rmh skt tsb.

Mengalami kesulitan masuk rumah skt terdekat krn harus rujukan faskes pertama dulu baru bs dpt perawatan di rmh skt tsb. Akhirnya bs masuk krn kenal salah satu dokter dirumah skt itu..Semangat bu yuli,” komentar Dewi Nugroho.

Banyak pula netizen yang mendoakan agar perjuangan Yuli tidak hanya berhenti sampai Rizki saja agar tidak ada Rizki- rizki lainnya yang menjadi korban ketidakadilan dan lemahnya penerapan BPJS.

“Smga ibu Yuli panjg umur sehat sll, agar ttp bsa mbantu smua yg butuh bantuan ibu,” komentar “Wulan W.

“EKSPOSE mbak Yuli Supriati.., termasul nama2 RS yg menolak BPJS..! Zaman bgini mereka harus tahu diri. Kesehatan sllu dijadikan bisnis..,” komentar Mahendra Elia Lantang

Sponsored Links
Loading...
Loading...