Dulu Ngotot Merdeka dari Indonesia Sampai Angkat Senjata, Kini Jadi Negara Termiskin di Dunia
Tuesday, July 20, 2021
Loading...
Loading...
Dulu Timor Leste ngotot ingin lepas dari Indonesia. Saking ngotonya, warga daerah yang dulu masih Provinsi Timor Timur itu nekat angkat senjara. Warga bersama kelompok pemberontak Fretilin berperang melawan tentara Indonesia.
Setelah 21 tahun merdeka, kini negara itu terancam bangkrut dan masuk deretan negara termiskin di dunia.
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Timor Leste lepas dari Indonesia pada tahun 1999 melalui referendum.
Lembaga yang menangani pemungutan suara di Timor Leste oleh Unamet PBB mengumumkan 3/4 warga Timor Leste menolak opsi optimistis khusus dan lebih memilih lepas dari Indonesia.
Sebelum Timor Leste memperoleh kemerdekaannya, sempat terjadi adu senjata militer oleh ABRI yang dikenal dengan operasi seroja.
Dalam operasi itu, pasukan ABRI berusaha menggulingkan pemerintahan Fretlin yang kemudian memicu pendudukan seperempat abad.
Sekitar 100.000-180.000 tentara dan warga sipil gugur dalam pertempuran tersebut.
Selama bertahun-tahun militer Indonesia menghadapi perlawanan besar-besaran di pedalaman pegunungan pulau itu.
Kemudian, pada 20 Mei 2002, Timor Leste memperoleh kemerdekaanya dari Indonesia.
Negara ini memasksakan diri untuk lepas dari Indonesia dan memilih berdiri sendiri sebagai sebuah negara medeka.
Kini 18 tahun telah berlalu, negara yang memilih mandiri itu bukannya tambah makmur justru makin sengsara dan alami kejatuhan ekonomi parah.
Mengutip Tribunnews, Timor Leste tak hanya alami kemiskinan hebat, negara ini juga digadang sebagai negara yang akan bangkrut.
Menurut Bank Dunia tahun pada Minggu (5/7/2020), pertumbuhan ekonomi Timor Leste sangat lamban dibandingkan negara lainnya.
Negara ini juga disebut menyandang status negara termiskin di dunia.
Menurut United National Development Programme (UNDP), Timor Leste menempati urutan ke 152 dari 162 sebagai negara termiskin di dunia.
PDB per kapita Timor Leste diperkirakan sekitar 2,356 dollar AS (Rp34,23 juta), sementara Indonesia tahun 2019 saja mencapai 4.274 dollar AS (Rp60 juta).
Sementara itu di sektor ekonomi, Timor Leste sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, untuk barang-barang impor.
Tahun 2019, Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi Timor Leste sekitar 4,1% di tahun 2020, meningkat menjadi 4,9% diperkirakan hingga 2021.
Pertumbuhan investasi di Timor Leste sangat lemah pasca-merdeka, ini terkait stabilitas politik dan ekonomi di negara yang masih bergejolak itu.
Saat ini Timor Leste mengandalkan pemasukan dari minyak, tahun 2019 lalu produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) dengan banyak kerja sama dengan Australia.
Namun, menurut data Timor Leste Economic Report, yang dirilis Bank Dunia 2020, ekonomi Timor Leste justru semakin buruk akibat Covid-19.
Di saat yang sama kondisi politik di negara itu juga belim stabil.
Pemerintah Timor Leste sampai utang 250 dollar AS dari Petroleum Fund di mana 60% digunakan untuk penanganan Covid-19.
Virus corona memperburuk kondisi ekonomi Timor Leste, menurunkan jumlah kunjungan turis asing, dan memperlambat ekspor-impor.
Di sisi lain, pengeluaran negara semakin bertambah untuk mengurangi dampak pandemi.
Timor Leste Merengek Minta Tolong Indonesia Evakuasi Warganya dari China
Ketika pandemi virus corona melanda China beberapa bulan lalu, Timor Leste merengek minta bantuan Indonesia.
Menteri Perencanaan dan Investigasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao membenarkan hal itu.
Dia melakukan kunjungan ke Indonesia untuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di kantornya.
Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.
"Karena harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan minta bantuan ke negara-negara lain," ujar Xanana.
Xanana meminta bantuan untuk mengevakuasi warganya yang berada di China.
Jika tidak dibantu pihaknya khawatir dengan potensi penularan virus corona.
Namun, permintaan itu ternyata ditolak oleh Indonesia.
Selain itu pemerintah Timor Leste juga sempat minta tolong ke Bali untuk mengkarantina warganya di bali.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/20).
"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.
Menurut Suarjaya, penolakan tersebut telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menyetop sementara kunjungan dari China.
Namun, dari beragam penolakan itu Timor Leste mendapat jawaban dari Selandia Baru.
Pesawat Selandia Baru yang mengevakuasi 190 orang dari Wuhan membawa 17 di antaranya adalah warga Timor Leste.
Tidak ada penumpang dalam pesawat yang menunjukkan gejala virus corona.
Tetapi, satu orang sempat dilarang terbang setelah gagal dalam pemeriksaa kesehatan pra-terbang. berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, terdapat 54 warganya.
Kemudian 44 residen permanen berpaspor China. Lalu 23 orang asal Australia beserta 12 residen permanen menggunakan paspor Negeri "Panda", delapan orang dari Inggris.
17 dari Timor Leste, 17 lainnya warga Papua Nugini, Lima Samoa, empat Tonga dan dua pendudu Fiji sisanya penduduk negara lain.
Timor Leste lepas dari Indonesia pada tahun 1999 melalui referendum.
Lembaga yang menangani pemungutan suara di Timor Leste oleh Unamet PBB mengumumkan 3/4 warga Timor Leste menolak opsi optimistis khusus dan lebih memilih lepas dari Indonesia.
Sebelum Timor Leste memperoleh kemerdekaannya, sempat terjadi adu senjata militer oleh ABRI yang dikenal dengan operasi seroja.
Dalam operasi itu, pasukan ABRI berusaha menggulingkan pemerintahan Fretlin yang kemudian memicu pendudukan seperempat abad.
Sekitar 100.000-180.000 tentara dan warga sipil gugur dalam pertempuran tersebut.
Selama bertahun-tahun militer Indonesia menghadapi perlawanan besar-besaran di pedalaman pegunungan pulau itu.
Kemudian, pada 20 Mei 2002, Timor Leste memperoleh kemerdekaanya dari Indonesia.
Negara ini memasksakan diri untuk lepas dari Indonesia dan memilih berdiri sendiri sebagai sebuah negara medeka.
Kini 18 tahun telah berlalu, negara yang memilih mandiri itu bukannya tambah makmur justru makin sengsara dan alami kejatuhan ekonomi parah.
Mengutip Tribunnews, Timor Leste tak hanya alami kemiskinan hebat, negara ini juga digadang sebagai negara yang akan bangkrut.
Menurut Bank Dunia tahun pada Minggu (5/7/2020), pertumbuhan ekonomi Timor Leste sangat lamban dibandingkan negara lainnya.
Negara ini juga disebut menyandang status negara termiskin di dunia.
Menurut United National Development Programme (UNDP), Timor Leste menempati urutan ke 152 dari 162 sebagai negara termiskin di dunia.
PDB per kapita Timor Leste diperkirakan sekitar 2,356 dollar AS (Rp34,23 juta), sementara Indonesia tahun 2019 saja mencapai 4.274 dollar AS (Rp60 juta).
Sementara itu di sektor ekonomi, Timor Leste sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, untuk barang-barang impor.
Tahun 2019, Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi Timor Leste sekitar 4,1% di tahun 2020, meningkat menjadi 4,9% diperkirakan hingga 2021.
Pertumbuhan investasi di Timor Leste sangat lemah pasca-merdeka, ini terkait stabilitas politik dan ekonomi di negara yang masih bergejolak itu.
Saat ini Timor Leste mengandalkan pemasukan dari minyak, tahun 2019 lalu produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) dengan banyak kerja sama dengan Australia.
Namun, menurut data Timor Leste Economic Report, yang dirilis Bank Dunia 2020, ekonomi Timor Leste justru semakin buruk akibat Covid-19.
Di saat yang sama kondisi politik di negara itu juga belim stabil.
Pemerintah Timor Leste sampai utang 250 dollar AS dari Petroleum Fund di mana 60% digunakan untuk penanganan Covid-19.
Virus corona memperburuk kondisi ekonomi Timor Leste, menurunkan jumlah kunjungan turis asing, dan memperlambat ekspor-impor.
Di sisi lain, pengeluaran negara semakin bertambah untuk mengurangi dampak pandemi.
Timor Leste Merengek Minta Tolong Indonesia Evakuasi Warganya dari China
Ketika pandemi virus corona melanda China beberapa bulan lalu, Timor Leste merengek minta bantuan Indonesia.
Menteri Perencanaan dan Investigasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao membenarkan hal itu.
Dia melakukan kunjungan ke Indonesia untuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di kantornya.
Dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.
"Karena harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan minta bantuan ke negara-negara lain," ujar Xanana.
Xanana meminta bantuan untuk mengevakuasi warganya yang berada di China.
Jika tidak dibantu pihaknya khawatir dengan potensi penularan virus corona.
Namun, permintaan itu ternyata ditolak oleh Indonesia.
Selain itu pemerintah Timor Leste juga sempat minta tolong ke Bali untuk mengkarantina warganya di bali.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/20).
"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.
Menurut Suarjaya, penolakan tersebut telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menyetop sementara kunjungan dari China.
Namun, dari beragam penolakan itu Timor Leste mendapat jawaban dari Selandia Baru.
Pesawat Selandia Baru yang mengevakuasi 190 orang dari Wuhan membawa 17 di antaranya adalah warga Timor Leste.
Tidak ada penumpang dalam pesawat yang menunjukkan gejala virus corona.
Tetapi, satu orang sempat dilarang terbang setelah gagal dalam pemeriksaa kesehatan pra-terbang. berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, terdapat 54 warganya.
Kemudian 44 residen permanen berpaspor China. Lalu 23 orang asal Australia beserta 12 residen permanen menggunakan paspor Negeri "Panda", delapan orang dari Inggris.
17 dari Timor Leste, 17 lainnya warga Papua Nugini, Lima Samoa, empat Tonga dan dua pendudu Fiji sisanya penduduk negara lain.
Sponsored Links
Loading...
Loading...