Jika Subuh Kesiangan, Ini yang Terjadi Pada Diri Anda
Kita tentu sudah mengetahui dan memahami betul bahwasanya shalat adalah kewajiban. Maka dari itu, melaksanakannya sudah menjadi keharusan bagi kita. (foto cover: sekedar ilustrasi, sumber)
Untuk itu, kita harus berusaha agar selalu melaksanakan shalat. Dan shalat di awal waktu itulah yang lebih utama.
Shalat bukan hanya kita jadikan sebagai kewajiban. Sebab, jika itu yang hanya bersarang dalam benak kita, maka melaksanakannya pun tidak akan sepenuh hati.
Seperti halnya sering menunda-nunda waktu shalat. Dan hal ini sering terjadi di waktu shubuh.
Banyak orang kesiangan dalam melaksanakan shalat shubuh. Ini bukan permasalahan tidurnya yang terlalu lelap, akan tetapi kurangnya niat yang besar pada dirinya untuk melaksanakan shalat shubuh.
Sehingga, ketika ia telah mengetahui waktunya shalat shubuh, ia akan mengikuti nafsunya untuk mengakhirkan shalat dan kembali dalam tidurnya.
Alhasil, shalat shubuh dilaksanakan jauh dari kata tepat waktu. Inilah yang menyebabkan banyak orang mengalami kegelisahan hati. Mengapa demikian?
Manfaat medis dari shalat shubuh, salah satunya berkaitan dengan regulasi hormon.
Mengutip penjelasan dari Ghazali dalam bukunya “Mukjizat Shalat Tahajud dan Shubuh” bahwa ada banyak hormon yang bisa mempengaruhi perilaku emosi manusia, di antaranya yaitu hormon noradrenalin, steroid, adrenalin, estrogen, testosterone, kortisol, tiroid, dan lainnya.
Hormon yang disebut paling akhir (tiroid) memberi peran penting dalam memunculkan rasa emosi.
Jika fakta ilmiah ini dihubungkan dengan shalat shubuh, maka sangat beralasan jika mayoritas ulama menganjurkan untuk melaksanakan shalat shubuh tepat pada waktunya.
Sebaliknya, jika seseorang bangun kesiangan (melaksanakan shalat shubuh tidak pada waktunya) maka mudah mengalami kegelisahan dan kepenatan hati.
Hal ini karena hormon dalam kondisi tidak seimbang dan terlampau aktif. Akibatnya, bisa menimbulkan perilaku dan emosi yang tidak wajar, seperti mudah marah, tidak sabaran, tergesa-gesa.
Nah, itu dia yang dapat menjadi alasan bagi kita untuk melasanakan shalat shubuh tepat pada waktunya. Jadi, tunggu apalagi, ayo segera perbaiki shalat shubuh kita.
Siapkan segala macam cara agar kita tidak lagi menunda waktu shalat, terutama shalat shubuh. Jika telah mengawali hari dengan baik, maka hari-hari yang akan Anda lewati pun pasti baik. Insya Allah. Sumber: islampos.com
Bolehkah Salat Subuh Meskipun Sudah Kesiangan?
Apakah masih boleh salat subuh meskipun bangun kesiangan? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak kembali ceramah Syekh Ali Jaber.
Solusi Jika Kesiangan salat Subuh
Menyadur dari video di kanal Youtube Kompilasi Tausiyah yang diunggah pada 3 Januari 2021, Syekh Ali Jaber sempat menjelaskan mengenai hal tersebut. Syekh Ali Jaber menjelaskan tentang bagaimana jika seseorang kesiangan saat salat Subuh. Syekh Ali Jaber kemudian melafalkan salah satu hadist yang memiliki arti sebagai berikut:
“Barangsiapa yang ketiduran dari waktu salat, atau lupa tinggalin salat, fal yushollihaa!”.
Menurut Syekh Ali Jaber, dalam hadist tersebut solusi dari Rasulullah menggunakan huruf hijaiyah ‘fa’ yang artinya ‘segera’ untuk mengimbau orang-orang yang tidak melaksanakan salat karena ketiduran ataupun lupa. Syekh Ali Jaber melanjutkan penjelasannya, bahwa setelah bangun tidur dan teringat bahwa belum melaksanakan salat Subuh, maka seorang muslim harus segera melaksanakan salat Subuh itu.
Rasulullah menyuruh untuk menyegerakan salat Subuh walaupun kesiangan karena tidak ada kafarah atau pengganti berupa bayar sedekah. Jadi, walaupun kamu bangun kesiangan, habis waktu salat Subuh, maka segera ambil wudhu dan salat Subuh. Tidak boleh ditunda! Penjelasan ini menurut Syekh Ali Jaber juga berlaku untuk salat fardhu yang lainnya, seperti Dhuhur, Ashar, Maghrib, atau Isya.
Biasakan salat di Awal Waktu
Doa Terhindar dari Overthinking Sebelum Tidur. (Suara.com/Ema Rohima)
Doa Terhindar dari Overthinking Sebelum Tidur. (Suara.com/Ema Rohima)
Salat di awal waktu memiliki keutamaan lebih daripada salat di waktu-waktu lainnya. Dalam satu riwayat dari Ibnu Mas’ud ra dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Amalan yang paling afdhal (utama) adalah mendirikan salat (lima waktu) di awal waktu” (HR. Imam Tirmidzi).
Hadis di atas menunjukkan bahwa salat di awal waktu adalah yang paling utama sehingga bagi yang salat selain di awal waktu tidak otomatis menjadi orang tercela. Namun, alangkah baiknya kita membiasakan diri untuk salat di awal waktu karena fadilahnya tidak bisa disepelekan.
Niat Sholat Subuh
Sholat Subuh harus dilaksanakan dengan niat. Berikut niat Sholat Subuh untuk dibaca sebelum takbiratul ikhram.
“Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.
Niat tersebut dibaca jika Anda menjalankan Sholat Subuh secara mandiri. Sedangkan jika Anda menjalankan Sholat Subuh secara makmum, berikut bacaan niat Sholat Subuhnya.
“Ushallii fardhash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati makmuuman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Subuh juga berbeda jika Anda berposisi sebagai imam sholat. Berikut niat sholat subuh sebagai imam.
“Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Sholat Subuh
Bagi yang belum mengetahui tata cara Sholat Subuh, berikut tata cara yang perlu untuk dipelajari dan dilaksanakan dengan baik sesuai urutannya.
Membaca niat sesuai dengan posisi Anda (individual, sebagai makmum, atau sebagai imam sholat).
Melakukan Takbiratul Ikhram
Membaca Doa Iftitah
Membaca surat Al-fatihah
Membaca surat pendek Al-qur’an
Melakukan gerakan Ruku’
Melakukan gerakan i’tidal
Melakukan gerakan sujud
Duduk di antara dua sujud
Melakukan gerakan sujud yang kedua
Berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua
Setelah i’tidal disunnahkan untuk membaca doa qunut sebagai berikut:
“Allaahummahdinii fii man hadaiit, wa aafinii fii man aafaiit, wa tawallanii fi man tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a’thaiit. Wa qinii syarra maa qadhaiit. Fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaiik. Innahu laa yadzillu maw waalaiit.
Wa laa ya’izzu man ‘aadaiit. Tabaarakta rabbanaa wa ta’aalait. Fa lakal-hamdu ‘alaa maa qadhaiit, Astaghfiruka wa atuubu ilaik wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummuyyi wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.”
Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin.
Setelah qunut, ucapkan takbir tanpa mengangkat kedua tangan
Sujud dan duduk di antara dua sujud dan melakukan sujud yang kedua
Lanjutkan dengan tasyahud akhir
Lakukan salam
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Subuh
Usai menjalankan Sholat Subuh disarankan untuk membaca doa dan dzikir Sholat Subuh. Berikut doa dan dzikir sholat subuh.
1. Doa Setelah Sholat Subuh
Doa yang dapat Anda amalkan salah satunya ialah:
Allahumma innii asaluka ‘ilmaanaafi’aa. Wa rizqontoyyibaa wa amalammutaqobbalaa
Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR Ahmad, Ibnu Majah).
2. Dzikir Setelah Sholat Subuh
Bacaan dzikir setelah Sholat subuh dapat Anda amalkan ialah dengan urutan sebagai berikut:
Astaghfirullah 3 kali
Lalu dilanjutkan dengan membaca:
Allahumma Antassalaam wa minkassalaam. Tabaa rokta yaa dzaljalaali wal ikroom.
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah (3x). Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Maha Suci Egkau wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.)
Lanjutkan membaca, Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syaiin qodiir. Allahumma laa maa ni’a limaa a’thoita. Wa laa mu’thiya limaa mana’ta. Wa laayanfa’u dzaljaddi minkaljaddu.
Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud).
Jangan berhenti, lanjutkan dengan bacaan: Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syaiin qodiir. Laa haula walaaquwwata illaabillaah. Laa ilaaha illallah walaa na’budu illaa iyyaahu lahunni’matu walahulfadhlu. Walahutstsanaaulhasanu. Laailaaha illallahu mukhlishiina lahuddiini walau karihal kaafiruuna.
Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah semata. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya. (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad).
Diteruskan dengan : Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu, yuhyii wayumiitu. Wahuwa ‘alaa kulli syai inqodiir.
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR Ahmad, At Tirmidzi). (Dibaca 10 kali usai sholat Shubuh.)
Lanjutkan dengan membaca: Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika. Wasyukrika wahusni ‘ibaadatika.
Artinya: “Ya Allah, tolong aku agar selalu berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR Abu Dawud, Ahmad).
Subhaanallaah (33 kali), Alhamdulillah (33 kali), Allaahu akbar (33 kali)
Untuk melengkapinya menjadi 100 membaca:
Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alaa kulli syai inqodiir.
Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian.” (HR Abu Dawud)
Kemudian membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas, serta ayat kursi.
Keutamaan Sholat Subuh
Berikut keutamaan Sholat Subuh yang perlu untuk Anda ketahui.
Allah membagi-bagikan rezeki-Nya di waktu subuh, sehingga Anda pun mendapatkan peluang memperoleh rezeki pada waktu subuh
Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa melaksanakan sholat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminannya kepada kalian dengan sebab apapun. Karena siapa yang Allah cabut jaminan-Nya darinya dengan sebab apapun, pasti akan tercabut. Kemudian Allah akan telungkupkan wajahnya dalam neraka Jahanam.” (HR.Muslim).
Mendapatkan pahala seperti sholat malam satu malam penuh, seperti Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat Isya secara berjamaah, maka ia seperti sholat malam separuh malam. Dan barangsiapa melaksanakan sholat subuh secara berjamaah, maka ia seperti sholat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim).
Demikian penjabaran terkait dengan sholat Subuh mulai dari niat, tata cara, keutamaan hingga doa shalat subuh. semoga dapat meningkatkan iman dan takwa Anda kepada Allah SWT. (sumber: suara)