Setiap Malam Bacalah Surat Ini, Dijamin Rezeki Selalu Cukup, Tidak Miskin dan Tidak Kekurangan

Loading...
Loading...

 


Sudah berusaha dan bekerja keras, tapi hidup selalu kurang dan masih miskin, anda bisa baca surat Al-Waqi’ah ini, dijamin dijauhkan dari kemiskinan oleh Allah. Amin

Insyaallah diijabahi oleh Allah SWT….

Disaat hidup berada dalam garis kemiskinan membuat harus lebih bekerja keras untuk menjauh dari kemiskinan.

Tapi sudah hal apapun dilakukan tapi tetap saja hasilnya tak sesuai. (foto cover: ilustrasi membaca Al Qur’an, Sumber)

Tenang, setiap malam kamu baca surat Al-Waqi’ah ini, dijamin dijauhkan dari kemiskinan. Tapi ingat harus dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha dari Allah semata.

Mengutip bersamadakwah.net, ini salah satu keutamaan Surat Al Waqiah yang kita ketahui dari hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud dan penjelasan para ulama mufassirin. Membaca surat Al Waqiah tiap malam, insya Allah dijauhkan dari kemiskinan.

Khalifah Utsman bin Affan bermaksud memberikan sejumlah harta kepada Abdullah bin Mas’ud untuk putra-putranya.

Namun, Abdullah bin Mas’ud menolak sembari menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak khawatir putra-putranya menderita kemiskinan.

Sahabat ahli tafsir itu pun membuka sebuah rahasia. Bahwa ia telah mengajarkan satu amalan yang pernah diajarkan Rasulullah kepadanya.

“Apakah Amirul Mukminin takut putra-putraku miskin? Mereka sudah kusuruh membaca Surat Al Waqiah setiap malam,” kata Abdullah bin Mas’ud ketika sakit menjelang wafat.

Ia kemudian menyampaikan sabda Rasulullah yang pernah didengarnya:

“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan selama-lamanya” (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Asakir)

Kisah ini ditulis oleh DR Abdurrahman Raf’at Al Basya dalam bukunya, Shuwar min Hayaat ash Shahabat. Juga ditulis oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.

Ibnu Katsir menampilkan hadits lebih banyak lagi tentang keutamaan Surat Al Waqiah.

Selain hadits Abdullah bin Mas’ud tersebut, Ibnu Katsir juga mengetengahkan sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan serupa.

“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, dia tidak akan menderita kemiskinan” (HR. Abu Syuja)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir mencantumkan hadits serupa dari Anas.

“Surat Al Waqiah adalah surat ‘kekayaan’. Maka bacalah Surat Al Waqiah dan ajarkanlah kepada anak-anak kalian” (HR. Ibnu Murdawaih)

“Ajarilah kaum perempuan kalian Surat Al Waqiah, karena sesungguhnya ia adalah surat kekayaan” (HR. Ad Dailami)

Buya Hamka menjelaskan bahwa maksud membaca tiap malam agar memahami isinya dan mengamalkannya.

“Jika kita baca Surat ini dan kita pahami maknanya, jiwa kita akan merasa kuat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar, “kita tidak akan meras rendah diri kecuali kepada Allah. Kita tidak akan menggantungkan harapan kepada sesama manusia. Itulah kekayaan sejati.” Sumber artikel : bersamadakwah.net

Agar Rezeki Berkah, Perhatikan Hal Ini

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyiapkan rezekinya bagi setiap hambaNya. Ya, semua orang telah ditentukan kadar rezeki yang akan diperolehnya.

Namun, meski begitu, rezeki itu tetaplah harus dicari. Dengan berusaha dan bertawakal kepada Allah, maka rezeki akan didapatkan.

Tentunya berusaha untuk memperoleh rezeki itu sudah mampu dilakukan banyak orang. Tapi, mereka yang mengais rezeki dengan tetap mengikuti adab-adab Islam bisa dibilang semakin jarang- menghalalkan segala cara.

Padahal, dengan memakai adab-adab dalam mencari rezeki, maka rezeki itu akan lebih berkah. Lantas, apa sajakah adab-adab itu?

Pertama, tujuan kita bekerja adalah untuk menopang ibadah kita

Allah Ta’ala tidaklah menciptakan kita kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Allah beriman, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” Dan tidaklah Allah menciptakan alam semesta dan seiisinya kecuali supaya menjadi pendukung kita beribadah untuk mencari kebahagiaan di akhirat. Allah berfirman, “Dan carilah negeri akhirat di dalam apa-apa yang Allah berikan kepadamu, dan janganlah engkau lupakan bagianmu di dunia.”

Oleh karena itu, hendaklah kita camkan bahwa niat kita berusaha dan bekerja adalah untuk mendukung ibadah kita kepada Allah. Kita bekerja untuk mendapatkan uang, untuk menutupi aurat kita, bisa kuat beribadah shalat, haji, shadaqah, untuk silaturrahmi ke rumah saudara, membiayai anak yatim, menjaga diri dari meminta-minta dan lain sebagainya.

Kedua, mencari rezeki yang halal

Rezeki yang haram merupakan sebab seseorang terjerumus ke dalam neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Setiap jasad yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas untuknya,” (HR. Ath-Thabrani, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami 4519).

Ketiga, tidak bertawakkal kepada sebab tersebut

Mengambil sebab adalah disyari’atkan, akan tetapi bertawakkal dan berserah diri kepada sebab dan menganggap bahwa sebab tersebut yang dengan sendirinya memberi manfaat maka ini adalah kesyirikan. Yang seharusnya adalah mengambil sebab dan tetap bertawakkal kepada Allah yang telah menciptakan sebab tersebut. Kalau Allah menghendaki maka kita akan diberi rezeki dengan sebab tersebut, dan kalau Allah menghendaki maka kita tidak diberi rezeki dengan sebab tersebut.

Dalam dzikir setelah shalat disebutkan, “Ya Allah tidak ada yang memberi apa yang Engkau tahan, dan tidak ada yang menahan apa yang Engkau beri,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Mughirah bin Syu’bah).

Keempat, merasa cukup dengan pemberian Allah (Qanaah)

Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya perhiasan dunia, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa (merasa cukup dan kaya dengan pemberian Allah),” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Kelima, berdoa

Hal inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha bahwasanya Nabi SAW setiap selesai salam dari shalat subuh beliau mengatakan, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan rezeki yang baik, dan amal shaleh yang diterima,” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani).

Keenam, jangan sampai kesibukkan kita dalam mencari rezeki melalaikan kita dari menuntut ilmu, beribadah, dan berdakwah

Mencari rezeki dan menuntut ilmu bukanlah 2 hal yang bertentangan bagi siapa yang diberi taufik oleh Allah dan memiliki kesungguhan. Dari Umar bin Khaththab beliau berkata, “Dulu aku dan tetanggaku dari kaum Anshar tinggal di qabilah Umayyah bin Zaid di Awali Al-Madinah, kami bergantian pergi ke tempat Rasulullah SAW, hari ini aku yang pergi, kemudian besok dia yang pergi. Kalau aku yang pergi maka aku akan kembali kepadanya dengan membawa kabar hari itu baik wahyu maupun yang lain, dan kalau dia yang pergi maka juga melakukan yang demikian,” (HR. Al-Bukhari).

Sponsored Links
Loading...
Loading...
Related Posts