Beberkan Fakta di Balik Mata Najwa, Najwa Shihab: Mungkin Kita Sudah Lelah, tapi Virusnya Belum

Loading...
Loading...


Presenter Najwa Shihab membeberkan kondisi di balik layar acara Mata Najwa, Rabu (27/1/2021) lalu.

Acara Mata Najwa kala itu bertema 'Cerita Pilu Ruang ICU'.

Najwa Shihab mengakui emosinya begitu terkuras mendengar cerita para penyintas hingga keluarga pasien Covid-19.

Seperti diketahui, kini kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 1 juta.



Dalam akun Instagram-nya, @najwashihab, Kamis (28/1/2021), Najwa Shihab tercengang mendengar cerita para reporter yang menilik kondisi sejumlah rumah sakit.

Reporter tersebut menyebut banyak pasien Covid-19 yang terlantar akibat ruang ICU yang penuh.

Padahal, disebutnya, kondisi pasien tersebut kritis karena sudah berumur.

"Ini episode yang menguras emosi, mendengar cerita para penyintas, mendengar cerita keluarga mereka," ucap Najwa Shihab.

"Ini kisah nyata, fakta."

Najwa Shihab lantas menyinggung jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah.

Di balik angka satu juta kasus Covid-19, Najwa Shihab menyebut ada banyak perjuangan para tenaga kesehatan dan para penyintas.

"Sudah menembus satu juta dan itu bukan sekedar fakta teman-teman," tutur Najwa Shihab.

"Dari deretan angka itu ada nama, ada riwayat, ada perjuangan, ada perngorbanan."

"Dan kita belum menang sampai sekarang."

Najwa Shihab mengatakan, perjuangan masyarakat Indonesia melawan Covid-19 masih panjang.

Meski sudah berjalan hampir satu tahun, menurut Najwa Shihab, perjuangan melawan Covid-19 harus terus dilakukan.

"Mata Najwa malam ini Cerita Pilu Ruang ICU ingin mengingatkan kita semua perjuangan ini masih panjang."

"Mungkin kita sudah lelah karena sudah satu tahun, tapi virusnya belum lelah."

"Jadi mari berjuang sama-sama teman-teman, kita tidak boleh kalah," tukasnya.

Sementara itu, dalam caption unggahannya, Najwa Shihab mengakui emosinya terkuras saat memimpin Mata Najwa episode Rabu (27/1/2021).

"Perihal Hati dan Emosi

Episode @matanajwa satu ini amat menguras emosi, mengaduk-aduk hati. Bukan hanya di atas panggung, tapi juga di baliknya.

Apalagi bagi tim @narasinewsroom yang berhari-hari turun langsung ke sederet rumah sakit, menilik medan juang para nakes dan pasien yang berusaha untuk selamat dari Covid-19.

Bocoran di balik layar ini bukan bermaksud menyebarkan duka dan ngeri.

Namun, menunjukkan bahwa masalah kita bersama ini bukan sekadar kepentingan pentas, tapi seutuhnya realitas," tulisnya.


Cerita Penyintas Covid-19

Seorang penyintas Covid-19, Dwi Anna Susiati, menyampaikan perjuangannya mendapatkan perawatan kepada presenter Najwa Shihab.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (27/1/2021).

Diketahui Anna bersama suami dan anaknya dinyatakan positif Covid-19 melalui hasil swab tes.



Kondisinya sempat memburuk saat saturasi oksigen di paru-paru hanya 81 persen.

"Kakak saya koordinasi sama anak saya. Terus anak saya panik, akhirnya dia telepon ambulans," tutur Dwi Anna Susiati.

Setelah itu ambulans datang menjemputnya sekitar pukul 23.00 WIB.

Anna menyebut dirinya dibawa ke puskesmas yang jauh dari rumahnya, ia bahkan tidak mengenali daerah tersebut.

Sesampainya di puskesmas, Anna tidak ditempatkan di dalam ruangan, melainkan di teras.

"Setelah di situ, saya enggak ditaruh di dalam. Saya pikir dimasukkan ke dalam," ungkapnya.

"Ternyata saya cuma ditaruh di pelataran," lanjut Anna.

Mendengar hal itu, presenter Najwa Shihab sampai mengonfirmasi ulang pernyataan narasumbernya.

"Semalaman?" tanya Najwa Shihab.

Anna membenarkan.

"Jam 23.00 mungkin sampai jam 07.30 (keesokan harinya)," jawab dia.

Najwa masih mengonfirmasi ulang dengan menanyakan penyebab Anna harus tidur di luar puskesmas.

"Karena memang di dalam sudah penuh, jadi harus di luar begitu?" tanya sang presenter.

Anna mengaku tidak terlalu paham kondisi puskesmas saat itu.

Ia bahkan mengungkap dugaan fasilitas kesehatan tersebut dalam kondisi kosong.

"Saya enggak tahu di dalam penuh apa enggak. Tapi setahu saya di dalam itu kayaknya kosong itu puskesmas, kok saya ditaruh di luar," ungkap Anna.

Keesokan harinya kakak Anna mendapat informasi bahwa ada RSUD di Tangerang yang bersedia menampung, tetapi harus mengantre 4-5 hari.

Mendengar informasi itu, Anna mengaku panik dan tidak dapat berpikir jernih karena suami dan anaknya juga membutuhkan perawatan.

Ia juga merasa trauma dengan perawatan seadanya yang didapat saat bermalam di puskesmas.

"Akhirnya saya memutuskan pergi dari situ. Mungkin karena saya trauma di dalamnya," jelas Anna. 


(TribunWow.com) 
Sponsored Links
Loading...
Loading...